Gerakan Wahabi muncul di Uyainah, suatu daerah di Nejed, kota terpencil
di Saudi Arabiyah yang ketika itu berada dalam kekuasaan Kerajaan Turki
Usmani. Pelopornya adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1115-1306
H/1702-1786 M), pengikut setia dan penganut Ahmad bin Hambal, pendiri
Madzhab Hambali. Gerakan ini tidak mendapat sambutan dari masyarakat,
bahkan mendapat tekanan dari penguasa setempat. Lalu pindahlah Muhammad
bin Abdul Wahab ke desa Dar'iyah, sebelah timur Riyadh yang dihuni oleh
Amir ibnu Su'ud (w. 1179 H/1766 M), pendiri Dinasti Su'ud yang kini
berkuasa di Arab Saudi.
Di tempatnya yang baru ini, Wahabi mendapat dukungan dan perlindungan dari Muhammad bin Su'ud. Sebaliknya Muhammad Abdul Wahhab memandang Amir Su'ud memiliki ambisi yang besar untuk menguasai daratan Arabia. Maka pada tahun 1744 M tercapailah kesepakatan di antara keduanya untuk saling mendukung demi tercapainya tujuan masing-masing. Dengan begitu Muhammad Abdul Wahab dapat dengan leluasa mengembangkan ajarannya.
Sebagaimana gerakan Salafiyah, wahabi kala itu juga ingin memurnikan ajaran Islam. Hanya saja mereka tidak menempuh cara-cara persuasif seperti yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah, melainkan mengambil sikap keras dengan menggunakan kekuatan.
Di tempatnya yang baru ini, Wahabi mendapat dukungan dan perlindungan dari Muhammad bin Su'ud. Sebaliknya Muhammad Abdul Wahhab memandang Amir Su'ud memiliki ambisi yang besar untuk menguasai daratan Arabia. Maka pada tahun 1744 M tercapailah kesepakatan di antara keduanya untuk saling mendukung demi tercapainya tujuan masing-masing. Dengan begitu Muhammad Abdul Wahab dapat dengan leluasa mengembangkan ajarannya.
Sebagaimana gerakan Salafiyah, wahabi kala itu juga ingin memurnikan ajaran Islam. Hanya saja mereka tidak menempuh cara-cara persuasif seperti yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah, melainkan mengambil sikap keras dengan menggunakan kekuatan.
Posting Komentar